- putri rimba di tengah kota
News Update
Loading...

Selasa, 17 Desember 2013



Diskusi karya FLP Sumbar Kedua : 20 Oktober 2013
Tempat : Taman Budaya
Jam 14.30-17.50
Hadir : Inne, Dodi Saputra, Dewi K Sutra, Nizam kecil, Muhsin, Mardinata, Indah, Kiki, Yuni.

             Kali ini hari hujan sehingga teman-teman pada terlambat datang. Lebih dahulu tiba Muhsin, kemudian Inne, Kiki,  lalu Kak Dewi dan Bang Mardinata, lalu Dodi Saputra, Yuni dan Indah.
Di taman budaya cukup ramai, banyak agenda kesenian. Inne sempat ditraktir sate oleh Muhsin, ah lagi-lagi…

                Jadi nya kita melantai di teras depan Gallery taman budaya. Lumayanlah berteduh di saat gerimis melanda.
               Yang nggak enaknya kalau di Tambud ini ya tempat sholat nya kurang nyaman. Padahal hari ini ada festival randang, dimana randang dibagikan secara gratis menurut info yang didengar dari tukang sate langganan Inne, tapi ya karena datang terlambat sehingga tidak kebagian secuil pun, he he
Sesi diskusi dimulai… kali ini yang rajin bawa karya ; dodi saputra dengan cerpen “Tanah KotaTua” dibacakan oleh Inne. Lumayan berbusa juga membacakan tulisan 5 halaman lebih itu. Seperti membaca puisi rasa nya, karena kata-kata yang digunakan cukup padat. Sejujurnya masih sulit dipahami isi nya oleh Inne yang membaca  langsung. Secara khusus, Dodi punya bakat yang keren. Tapi dari penggunaan kata-kata kata Bang Mardinata harus cocok, bisa dibayangkan. Muhsin says, "Keren untuk karya Dodi yang satu ini". Menurut Muhsin, penulis itu “ide” nya yang utama. Karena kebanyakan teman-teman mengkritisi dari EYD dan tanda baca.

              Cerpen indah brjudul “Panggil Dia Ombak” lebih banyak dialog dibandingkan Dodi yang sebagian besar naratif deskriptif dalam bercerita.  Sedangkan Yuni juga membacakan karyanya, akan tetapi karena tidak diprintkan sehingga tidak terlalu tersimak dengan baik. Tetapi salut deh untuk yang berani karya nya dibedah. Terakhir rencana artikel Inne mau dibacakan Kak Dewi, tapi karena times is up, jadi dibatalkan saja. Sejujurnya Inne masih ragu dan tidak berani karya nya di bedah. >.<
             Info orang tua salah satu anggota di rumah sakit. Tapi sayang dari yang hadir tidak ada yang menyumbang…

Kiki izin pulang lebih cepat karena mengisi mentoring di STIE Andalas. Begitulah panggilan dakwah meminta nya meninggalkan diskusi hangat sore ini. Ayo semangat berkarya, kawan!!

Share with your friends

2 komentar

silahkan beri komentar agar blog ini lebih baik lagi

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done